Selasa, 04 Oktober 2011

USULAN UNTUK PEDAGANG SEMBAKO DALAM MENGEFISIENKAN PENGELUARAN

Banyak orang melanjutkan hidup tanpa menjadi sebagai pegawai, melainkan menjadi seorang pedagang. Salah satunya adalah pedagang sembako, yang menjual beberapa macam produk. Adapun produk yang dijual adalah kopi dengan berbagai merek, beras, minuman dan makanan ringan, berbagai macam merek rokok, shampoo, deterjent dan lain sebagainya. Seorang pedagang sembako haruslah mempunyai modal untuk membuka usaha tersebut. Modal yang dibutuhkan oleh pedagang tersebut tidaklah sedikit.
Adapun seorang pedagang yang saya teliti dalam penulisan saya ini adalah seorang pedagang yang mempunyai anak sebanyak 5 orang anak. Jenjang pendidikan 5 orang anak tersebut adalah 2 orang anak adalah mahasiswa, 1 anak telah bekerja, 1 anak duduk dibangku SMA, dan 1 anak lagi masih berumur 5 tahun dan jenjang pendidikannya adalah TK (Taman Kanak-kanak).
Pengeluaran keluarga tersebut tidaklah sedikit, pengeluaran tersebut berupa ongkos transfortasi dan uang makan diluar. Pengeluaran untuk 2 orang anak mahasiswa tersebut adalah Rp 20.000/hari untuk 1 orang anak. Maka pengeluaran untuk 1 orang anak adalah RP 120.000/minggu. Sedangkan untuk 1 orang yg sudah bekerja juga sama dengan 2 orang anak yang mahasiswa. Untuk 1 orang anak yang duduk dikursi SMA adalah Rp 10.000/hari, maka pengeluaran Rp 50.000/minggu. Sedangkan pengeluaran untuk 1 orang anak lagi yang TK adalah Rp 300.00/bulan yaitu biaya ongkos transfortasi.
Pendapatan dari hasil penjualan sembako adalah Rp 500.000/hari, sedangkan pengeluaran yang habis dibelanjakan adalah Rp 200.000/hari. Tetapi terkadang warung ini membeli keperluan warung 1 kali sebulan, sehingga pengeluaran banyak tapi sudah cukup untuk sebulan. Selain menjual sembako, pedagang tersebut juga menjual sayur sebagai tambahan di warungnya. Sedangkan pendapatan penjualan sayur tersebut adalah Rp 150.000/hari, pengeluaran yang habis untuk dibelanjakan adalah Rp 100.000/hari.
Terkadang pengeluaran lebih besar dari pada pendapatan. Hal ini diakibatkan karena tidak adanya pendataan barang yang sudah laku terjual, sehingga terkadang barang yang masih banyak juga dibeli pada akhir bulan. Maka pada warung ini harusnya dilakukan pendataan ataupun pencatatan barang yang telah terjual, untuk memudahkan dan mengefisienkan pengeluaran. Selain itu, pedagang ini juga terkadang kurang update mengenai harga yang bias naik turun kapan saja. Maka pada warung ini diharapkan untuk dapat memperhatikan harga agar pembeli tidak kecewa dan tidak membanding-bandingkan dengan warung lain.
Dalam usaha kita haruslah dapat mengikuti perkembangan pasar, baik dari segi harga maupun barang yang dijual. Seorang pembeli pastilah mencari warung yang lengkap sesuai dengan kebutuhan yang dia perlukan. Apabila salah satu kebutuhan pembeli sampai tidak ada maka pembeli akan merasakan kecewa dan mencari warung lain dan akan melupakan warung anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar