Sabtu, 27 Februari 2010

Globalisasi dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan Masyarakat Indonesia

· Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah.

· Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005)

Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.

Era globalisasi membawa berbagai perubahan yang menyentuh sampai pada dasar kehidupan manusia. Perubahan tersebut disebabkan oleh perjuangan Hak Asasi Manusia (HAM), pelestarian lingkungan hidup serta peningkatan kualitas hidup. Corak masyarakat globalisasi terus bertambah, dari masyarakat pasca industri, pencapaian tujuan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan cenderung semakin dibutuhkan oleh penguasaan teknologi dan informasi.
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, persediaan bahan pangan, bahan energi dan bahan industri strategis semakin langka serta kesenjangan penguasaan teknologi semakin lebar menimbulkan kencenderungan yang memperuncing perbedaan kepentingan antar negara dan pada gilirannya dapat menimbulkan konflik antar negara.
Kemajuan bidang teknologi informasi, komunikasi dan transportasi, serta makin menonjolnya kepentingan ekonomi dan perdagangan yang telah mendorong terwujudnya globalisasi, memberi peluang terjadinya infiltrasi budaya Barat sebagai ukuran tata nilai dunia. Tidak jarang terjadi, demi kepentingan ekonomi, suatu negara terpaksa menerima masuknya budaya Barat yang belum tentu sesuai dengan situasi dan kondisi negara itu sendiri dan berakibat pada pola pikir dan pola tindak yang ditandai dengan pemikiran Negara Federasi, menurun-nya rasa sosial dan semangat ke-bhineka-an yang mengarah pada disintegrasi bangsa dan pelanggaran hukum serta pola hidup individualisme dan konsumerisme yang bertentangan dengan pola hidup sederhana dan semua itu bertentangan dengan nilai-nilai budaya asli bangsa Indonesia yang digali dari Pancasila.
Untuk membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang tangguh, budaya nasional perlu dibina dan dikedepankan agar dapat berfungsi sebagai pemersatu anak bangsa, karena tidak ada bangsa yang berhasil maju kecuali maju sebagai satu kesatuan yang utuh, tidak terpecah-pecah dalam mempertahan-kan jati diri dan budayanya.
Kebudayaan nasional perlu dibina sebagai langkah persatuan dan kesatuan bangsa melalui perangkat nilai budaya yang dimiliki. Nilai-nilai budaya tersebut harus disosialisasikan dan diinternalisasikan kepada warga negara Indonesia untuk dijadikan pedoman bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perwujudan pengembangan budaya bangsa Indonesia untuk mendukung pertahanan negara perlu konsepsi yang jelas dan dirumuskan dengan mempertimbangkan segi teori, keinginan masyarakat Indonesia dan keinginan tokoh-tokoh masyarakat.


http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?mnorutisi=5&vnomor=14

http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=7124

Minggu, 21 Februari 2010

Kebudayaan Mandailing

Orang Mandailing adalah Etnis Batak
Tulisan ini ditujukan untuk menjawab satu pertanyaan yaitu Mandailing tidak sama dengan Batak. Suku batak terdiri dari enam sub-grup yaitu Toba Simalungun, Karo, Pakpak, Mandailing, dan angkola. Keenam sub-grup tersebut terdistribusi disekelilingi Danau Toba, kecuali Mandailing dan Angkola yang hidup relatif jauh dari Danau Toba, dekat keperbatasan Sumatera Barat.
Anggapan bahwa Mandailing bukan Batak didasarkan keadaan lapangan bahwa pada umumnya etnis mandailing memiliki agama yang berbeda dengan etnis batak. Dalam hal ini agama Islam dan Kristen baik Protestan maupun Katolik. Dalam kebudayaan Mandailing maupun batak secara keseluruhan kedua agama tersebut muncul dan dianut setelah mengalami proses yang lama. Konsep agama pada dahulunya didasarkan pada dinamisme dan animisme. Perkembangan masyarakat sipirok di tapanuli selatan diperkirakan baru muncul lebih kurang Sembilan abad setelah pengaruh Islam mulai berkembang di Barus atau pantai barat Tapanuli tengah. Daerah mandailing tapanuli selatan telah ada sebelum pengaruh islam, karena sampai sekarang tidak ditemukan bukti-bukti peninggalan sejarah yang menunjukkan adanya perkembangan Islam yang meluas baik di Tapanuli Tengah maupun Tapanuli selatan sejak abad ke-7, sedangkan agama Kristen masuk kedaerah Sumatera Utara dimulai dengan masuknya para misionaris yang ikut dengan rombongan penjajah belanda. Hal lain yang menganggap bahwa mandailing bukan batak didasarkan karena mandailing memiliki perbedaan bahasa dengan bahasa batak. Anggapan ini runtuh dengan jawaban bahwa bahasa atau linguistic pada awalnya sama namun karena dipengaruhi factor lingkungan, kebiasaan dan hal lain maka terjadi pergeseran dari bahasa semula. Namun pergeseran ini tidak menimbulkan perbedaan yang berarti sebagai bahan acuan adalah adanya perbandingan antara beberapa kosa kata bahasa sipirok dan bahasa sansekerta. Dalam perbandingan tersebut kata “huta” yang dalam sansekerta “kota”yang memiliki arti sebagai kampong dan kosa kata ini juga digunakan dalam masyarakat Batak. Kosa kata lainnya adalah “debata” yang dalam bahasa sansekerta “devta” memiliki arti dewata. Dalam masyarakat batak, Toba menyatakan tuhan atau yang memiliki kuasa dengan kata “debata”, Tuhan atu ‘debata” digunakan dalam “somba debata” yang berarti sembah/sujud kepada tuhan atau pencipta alam. Factor bahasa yang menjadi pembeda antara mandailing dan batak juga bukanlah factor yang memiliki perbedaan signifikan antara Mandailing dan Batak. Perbedaan-perdaan yang menjadi landasan anggapan bahwa mandailing dan batak hilang dengan sendirinya apabila dikaji secara mendalam. Usaha-usaha pembedaan yang mengarah pada pemisahan antara mandailing dan batak adalah merupakan taktik strategi bangsa penjajah (Belanda) untuk memecah persatuan dan keutuhan Nusantara. Sampai saat ini masih ada kelompok orang yang mempertahankan anggapan bahwa Mandailing bukan bagian dari batak secara luas. (http://www.duniaesai.com/antro/antro19.html)

Jumat, 12 Februari 2010

Mengapa aku harus bangga sebagai bangsa Indonesia?

Sebelum saya menjelaskan tentang Indonesia, marilah kita bersama-sama menyanyikan lagu “Dari sabang sampai Merauke”.
Dari Sabang sampai Merauke
Berjajar pulau-pulau
Sambung menyambung menjadi satu
Itulah Indonesia
Indonesia tanah airku
Aku berjanji padamu
Menjujung tanah airku
Tanah airku Indonesia

Negara Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke. Kita harus bangga menjadi bangsa Indonesia karena Indonesia termasuk Negara dengan jumlah penduduk paling banyak di Asia Tenggara. Indonesia juga mendapat sebutan Negara kepulauan. Indonesia memiliki sekitar 17.667 pulau. Pulau-pulau itu didiami oleh ragam suku bangsa, keanekaragaman budaya, dan memiliki berbagai rumah adat.
Kita harus bangga memiliki Negara yang luas. Negara yang memiliki pulau-pulau besar dan kecil. Pulau besar diantaranya Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Diantara pulau tersebut ditumbuhi berbagai macam tumbuhan dan hewan.
Negara Indonesia memiliki sikap toleransi yang baik terhadap perbedaan. Setiap orang memiliki keyakinan yang berbeda-beda. Walau berbeda keyakinan, tetapi hidup berdampingan dengan rukun. Ada yang berkeyakinan memeluk agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, dan Buddha.. dalam kehidupan bermasyarakat, semua umat saling membantu, saling kerja sama, dan saling menghormati.
Indonesia memiliki laut yang luas, bahkan lautan lebih luas daripada daratan. Berbagai jenis ikan dapat dijumpai. Ada ikan yang besar maupun ikan yang kecil. Semua itu merupakan kekayaan alam Indonesia. Selain kekayaan alam yang telah disebutkan diatas, kita juga memiliki kekeyaan alam lainnya, misalnya minyak bumi, gas alam cair, tambang emas, perak, tembaga, dan besi. Semua kekhasan bangsa Indonesia merupakan kebanggaan bangsa kita. Tugas kita terhadap kekhasan bangsa Indonesia adalah merawat dan menjaganya dengan baik.
Negra Indonesia juga mempunyai semboyan, yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Itulah kalimat yang dapat kita temukan didalam pita yang dicengkeram burung garuda pada lambang Negara kita. Bhinneka Tunggal Ika diambil dari kitab Sutasoma karangan Empu Tantular. Bhinneka artinya beraneka ragam, Tunggal artinya utuh atau bulat, dan Ika artinya esa atau satu.
Semboyan ini memang cocok bagi bangsa Indonesia. Seperti kita ketahui, Indonesia terdiri beragam suku bangsa, agama, adat istiadat, dan budaya yang berbeda. Meski berbeda bukan menjadi penghalang bagi bangsa Indonesia untuk bersatu. Maka tercipta pepatah, “Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh”, yaitu artinya Kita menjadi kuat karena perbedaan. Perbedaan yang ada justru bias dijadikan sebagai kekayaan bangsa. Modal untuk memajukan bangsa Indonesia agar bisa sejajar dengan bangsa lain didunia.
Maka kekhasan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia,sehingga membedakannya dengan bangsa lain, yaitu kita akan sedikit mengenal keragaman budaya bangsa Indonesia yang menjadi ciri khas Negara kita.
Oleh karena itu, saya bangga menjadi rakyat Indonesia. Rakyat dari sebuah negara yang kaya raya, menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Kalau boleh dibilang, saya sangat bangga dapat hidup dan tinggal di Indonesia. Walau banyak aral merintangnya, Indonesia masih dapat berdiri teguh ditengah peliknya kehidupan dunia ini.

Sumber: Supardi. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bina Karya Guru.